Sunday, November 18, 2012

Biaya hidupku di Nürnberg tahun 2012

Dulu aku pernah menulis tentang biaya hidup di Bremen (tautan di bawah). Kini aku ingin menulis tentang biaya hidupku di Nürnberg. Berhubung aku sudah bukan mahasiswa lagi, melainkan sudah bekerja sebagai tukang insinyur seperti Si Doel yang sudah lulus sekolah, aku hidup tidak terlalu hemat lagi.

***

Biaya Bulanan

  1. Bayar sewa Wohnung (apartemen) = 435 EUR
  2. Listrik + Gas = 96 EUR
  3. Tiket transportasi VGN = 120 EUR
  4. Makan di rumah = 100 EUR
  5. Makan di luar = 150 EUR
  6. Internet + Telpon di rumah = 38 EUR
  7. Internet + Telpon dalam genggaman = 30 EUR
  8. Kredit smartphone = 50 EUR
  9. Kebersihan = 40 EUR
  10. Sandang (pakaian, sepatu, asesori) = 20 EUR 

TOTAL Bulanan = 1079 EUR

 

Biaya Tahunan

  1. Asuransi waspada (Haftpflichtversicherung) = 73 EUR
  2. Perpanjangan visa = 80 EUR
  3. Perabotan = 250 EUR
  4. Jalan-jalan ke luar kota/negeri = 500 EUR

TOTAL Tahunan = 903 EUR

Biaya tahunan dibagi 12 = 75,25 EUR

Jadi per bulan, kira-kira aku menyiapkan pengeluaran sekitar 1154,25 EUR.
Kalau dibulatkan, jadinya 1200 EUR.

***

Penjelasannya sebagai berikut

  1. Wohnung yang kutinggali memiliki 2 kamar, jadinya harganya segitu. Kalau 1 kamar, mungkin aku bakal tinggal di Wohnung 250 s.d. 280 EUR.
  2. Sayang sekali, aku bayar kalt Miete, bukan warm Miete, jadinya masih harus bayar listrik dan gas.
  3. Aku beli berlangganan tiket transportasi untuk perjalanan dari rumah ke tempat kerja. Juga untuk menikmati akhir pekan keliling kota. Oh, ya, perjalananku dari rumah di Nürnberg, ke tempat kerjaku di Herzogenaurach, harus melewati kota Erlangen. Tiket ini kubayar 113,2 EUR per bulan. Akan tetapi kantorku yang membiayai tiket ini.
  4. Sebelum bulan Juli, aku makan di rumah dengan biaya sekitar 75 s.d. 85 EUR per bulan. Setelah itu, aku bayar sekitar 100 s.d. 115 EUR karena diet yang berbeda. Aku melakukan food combining, atau Insulin-Trennkost, suatu metode diet oleh William Howard Hay.
  5. Makan di luar kulakukan di kantin kantor dan bersama kawan-kawan di akhir pekan. Makan di luar kubutuhkan untuk bersosialisasi. Social network is the key to my survival.
  6. Di rumah, aku berlangganan DSL untuk internet dan telpon. Biaya langganan T-Online adalah 37,88 EUR per bulan.
  7. Aku juga baru membeli smartphone Doktor Galaxy. Biaya berlangganan mobile internet dan telpon flatrate adalah 25,85 EUR. Sedangkan biaya kredit smartphone dari Samsung itu adalah 50 EUR per bulan selama setahun.
  8. Biaya kebersihan adalah biaya membeli sabun mandi, shampoo, deodoran, sabun cuci pakaian, pembersih lantai, pembersih wastafel, sabun cuci piring, pembersih jendela, dll. Oh, ya, aku tak punya mesin cuci baju, jadinya aku harus pergi ke Wasch-Center. Di sana, sekali cuci 3,5 EUR dan mengeringkan pakaian 50 cent per 8 menit. Biasa kupilih 32 menit.
  9. Aku membeli baju, celana, sepatu, dan jaket tahun ini. Kuanggarkan rata-rata 20 EUR per bulan.
  10. Aku membayar asuransi yang bernama Haftpflichtversicherung atau Liability Insurance, untuk melindungiku ketika aku tak sengaja merusak barang milik orang lain. Aku wajib memiliki asuransi ini sebagai syarat menyewa Wohnung/apartemen.
  11. Dulu, untuk perpanjangan visa, kubutuhkan biaya 30 EUR, kini 80 EUR. Sekarang data biometrik visa dilakukan secara elektronik dengan standar internasional baru. Di Indonesia standar ini diterapkan dalam e-KTP. Transfer data identitas beserta biometriknya semakin mudah antar negara dan antar institusi.
  12. Perabotan yang kubeli adalah meja makan dan kursi-kursinya. Aku juga membeli perlengkapan penting pertukangan: obeng, tang, dll dalam bentuk toolkit.
  13. Jalan-jalan ke luar kota kubutuhkan untuk menyegarkan pikiran dan menambah wawasan internasional. Aku berlangganan Bahncard 50, yang kubayar per tahun sebesar 240 EUR. Kartu ini memberiku diskon 50% untuk tiket kereta antar kota di Jerman. Akan tetapi biaya langganan kartu ini juga dibiayai kantorku.
  14. Oh, ya, aku lupa memperhitungkan biaya mudik ke Indonesia. Ini karena mudik ke Indonesia tidak kuanggap hal rutin, melainkan insidental. Nanti setelah aku dapat ijin tinggal tetap (green card atau Blaue Karte atau apapun namanya), aku akan merutinkan mudik. Kini aku mudik kalau punya uang atau kalau ada panggilan penting darurat dari keluarga.

***

Aku menganggarkan 1200 EUR per bulan untuk biaya hidup sebagai pekerja terdidik di Jerman. Apakah pengeluaranku cuma segitu?

Ternyata tidak. Ada pengeluaran lain, yaitu untuk menabung berjangka. Di Indonesia, aku merasakan tabungan berjangka dari NISP dan asuransi berjangka dari Manulife (kalau tidak salah. Aku lupa). Beginilah pengeluaranku untuk tabungan di Jerman.

Biaya Tabungan

  1. Rekening berbunga, Sparkonto = 250 EUR
  2. Tabungan berjangka, Bauspar = 100 EUR
  3. Tabungan hari tua, private Rentenversicherung = 150 EUR 

TOTAL Menabung = 500 EUR per bulan

Pengeluaranku per bulan jadi 1200 EUR + 500 EUR = 1700 EUR per bulan

***

Kok, aku tidak membayar asuransi kesehatan (dan jaminan sosial)?
Sebagai seorang pekerja di Jerman, gajiku secara otomatis dipotong untuk asuransi kesehatan wajib dan jaminan sosial. Anggaran pengeluaran kurencanakan dari gaji bersih (netto), bukan dari gaji kotor (brutto).

***

Seri biaya hidup lainnya bisa dibaca di posting blog berikut

Selamat Hidup Hemat!
Selamat Foya-foya! 

 

Nürnberg, 17 November 2012

iscab.saptocondro

Sunday, November 11, 2012

Nuremberg dekat Praha

Suatu hari, aku bertemu dengan cewek seksi, yang ternyata berasal dari jurusan Teknik Elektro arus kuat. Biasanya sih, kalau dengar kata Teknik Elektro, aku tidak mungkin mengasosiakan dengan wanita seksi. Apalagi, kata Arus Kuat. Bayanganku tentang arus kuat adalah aku di-OSPEK dengan cara gendong orang, push up berantai, disuruh naik gedung tinggi lalu melambaikan tangan ke lab kalau sudah sampai atas, dll. Kali ini aku bertemu wanita seksi lulusan jurusan tadi. Dia mengajakku pergi ke Praha secara mendadak. 

Ternyata Nürnberg dan Praha itu dekat. Ada jalan bebas hambatan yang langsung menghubungkan keduanya. Nürnberg atau Nurenberg di Jerman, sedangkan Praha atau Prague di Ceko. Di jalan tersebut di Jerman, mobil sempat melaju dengan kecepatan 220 km/jam. Sampailah di Praha, dalam waktu kurang dari 3 jam.

Di Praha, mobil diparkir di Nove Mesto (New Town), tepatnya antara National Museum dan National Theater. Kami pun berfoto di Wenceslas Square. Salju turun dan mentari tak bersinar dengan indah. Jadinya foto-fotoku tidak mantap. Tapi karena acara ini dadakan, jadinya aku tidak merasa kecewa. Mudah-mudahan bisa ke sini lagi di lain waktu dengan kamera yang lebih baik dan suasana lebih asyik.

Praha adalah kawasan Bohemia di Ceko. Jaman dulu, para Bohemian Scholar, dari Praha pergi ke Jerman untuk merayu gadis-gadis Jerman dengan cerita-cerita kehidupan (kuliah) Bohemia. Dulu Jerman, berisi kampung peternakan dan Ceko adalah negara maju dengan universitas yang maju. Jaman sekarang, yang aku tahu tentang Bohemia adalah lagu Bohemian Rhapsody dari Queen.

Dari Nove Mesto, kami pun berjalan kilat menuju Stare Mesto (Old Town), bersama penunjuk jalan seorang mahasiswi di Praha. Dalam perjalanan, tentu saja membeli oleh-oleh murah dari pedagang kaki lima. Museum sex toy pun kami lewati. Tidak kamu kunjungi. Sampailah kami di alun-alun kota (Old Town Square), dengan banyak bangunan gothik dan barok.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Mala Strana (Lesser Town). Untuk menuju ke sana dari Stare Mesto, harus lewat jembatan karena ada sungai Vltava. Jembatan yang terkenal adalah Charles Bridge. Karena salju yang licin, sulit sekali menari Charleston dengan iringan Party Rock dari LMFAO. Kami pun hanya memotret kastil Praha dan Katedral St. Vitus dari jembatan ini.

Di Mala Strana, kami pun menikmati suasana malam Praha. Kafe-kafe murah yang sering dikunjungi mahasiswa-mahasiswi Bohemia. Minuman khas daerah ini adalah Slivovice dan bir Pilsener. Slivovice adalah minuman hasil fermentasi buah Plum. Cara menyebutnya dalam Bahasa Indonesia adalag Slivovitsa. Pilsener adalah bir yang dibuat dengan metode Pilsen.

Setelah menikmati malam, kami pun pergi menuju Metro terdekat untuk naik kereta bawah tanah menuju museum. Kami pun pulang dengan mobil menuju Nürnberg. Perjalanan kali ini, tidak ditempuh dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam. Jalan bersalju, terlalu licin untuk mobil yang tidak memakai ban musim dingin. Kecepatan cukup 60 km/jam saja

Akhirnya sampailah kami di Nürnberg. Akupun terkapar lelah dan teralkoholisasi. Bangun pun dalam keadaan hang over. Aku pun lupa pergi ke Praha sama siapa aja.
Seperti kata cewek seksi Elektro Arus Kuat tersebut, "What happens in Prague, stays in Prague". Kok, aku bisa ingat kata-katanya, yah?

***

Oh, ya, inilah lagu Bohemian Rhapsody yang dinyanyikan sesampainya di Praha

Inilah Charleston Dance yang biasa dipakai menari di Charles Bridge

Biasanya menggunakan irama Party Rock dari LMFAO

Ini sejarah Charleston Dance di tahun 1920-an.

This is the roaring 20's! 

Nürnberg, 11 November 2012

iscab.saptocondro

Friday, November 2, 2012

Menanti

Semenjak tinggal di Jerman, kemampuanku berkurang dalam hal menunggu. Aku menjadi malas menanti orang walau kami telah mengucap janji.

Penantian menjadi suatu hal yang tak menyenangkan ketika aku tak membawa buku atau bahan bacaan lainnya. Perangkat genggam cerdas bisa menemaniku mengalihkan kebosanan dalam menunggu. Namun ada dilema dalam memilih panjang-pendek bahan bacaan. Aku senang membaca hal-hal online digital secara tuntas. Jadi bahan bacaan panjang bisa terpotong kalau orang yang ditunggu tiba-tiba datang.

Oh, ya, dipikir-pikir, aku juga sedang menanti jodoh yang tak kunjung tiba. Selama masa penantianku, aku lebih baik membaca aja. Kubaca lembar-lembar buku kehidupanku yang selalu berisi orang-orang yang mengisi relung-relung jiwaku dengan cinta.

Kemana ini, orang yang mau mampir ke rumahku? Kutunggu namun belum datang jua.

Nürnberg, 2 November 2012

iscab.saptocondro