Setiap pagi dari hari Senin s.d. Jumat, aku berangkat kerja naik angkot dari Nürnberg via Erlangen ke Herzogenaurach. Angkot yang kunaiki adalah kereta, trem, dan bus. Ada banyak pilihan dalam perjalanan dari Nürnberg ke Erlangen. Dari Erlangen ke Herzogenaurach, hanya ada bus. Tidak cocok denganku yang menggemari kendaraan yang melaju di atas rel.
Ada bus nomor 200 yang mengantarku di stasiun bus Erlangen pada jam 6.46, 7.20, atau 8.10 pagi. Kalau aku gagal mendapat bus ini, aku harus naik bus 201 yang datang dua kali per jam. Bus nomor 200 ini adalah bus cepat yang melewati tiga kantor pusat perusahaan internasional: Adidas, Puma, dan Schaeffler di Herzogenaurach. Bus nomor 201 tidak melewati kantor Puma, tetapi melewati kantor pusat Siemens, di Erlangen.
Yang kusukai dari bus 200 adalah suasana internasionalnya. Dalam bus ini, bahasa yang terdengar di kupingku adalah Inggris (British, American, Singlish), Jerman, Cina, Perancis, Spanyol, dll. Selain itu, para mahasiswi yang kerja praktek di Adidas juga tampil menarik. Bus yang jam 8.10 pagi pasti akan penuh.
Baik bus 200 maupun bus 201 akan melewati suatu perempatan yang dekat dengan pemukiman padat penduduk (dense residence area). Aku bilang padat karena di sini gedung apartemennya terdiri dari 12 hingga 20 lantai, dengan tiap lantai terdiri dari banyak kamar. Gedung-gedung tersebut juga berbentuk seragam pada suatu kompleks. Di tempat itulah apartemen murah Erlangen.
Sebelum sampai halte bus di perempatan tersebut, aku harus menghirup napas dalam-dalam untuk menikmati udara segar tersisa. Sebetulnya sebelum naik bus, aku menikmati udara segar dengan teknik pernapasan kundalini yoga. Kok, harus bernapas seperti itu?
Alasannya adalah rombongan konsultan SAP yang bekerja di Adidas dan Puma bakal naik bus dari halte tersebut. Konsultan SAP memiliki aroma tubuh yang tidak ramah. Aroma yang terlalu menonjol dan tidak rendah hati. Sangat tidak ramah buatku. Aroma ini sulit didefinisikan dengan kata-kata. Aroma ini simbol keangkuhan keringat bawang bombai dan kari ketiak. Berhubung aku menghindari rasisme, maka asal negara para konsultan SAP tersebut tidak kusebutkan di posting ini. hehehe.
Aku belajar dari anjingku untuk membedakan bau. Jangan tanya bagaimana anjingku mengajariku ilmu ini. Dari aroma tubuh para konsultan SAP, aku tahu mereka masak apa kemarin:
- nasi tanduri
- kari ayam
- bakwan/falafel/perkedel atau hal lain yang mirip
Bekerja sebagai konsultan SAP itu bisa membuat orang lupa mandi akibat rangkaian tenggat (deadline). Selain itu, para konsultan SAP ini terbiasa hidup hemat di negeri orang. Hidup hemat berarti masak di rumah dan apartemennya pasti murah. Masak di rumah tiap hari dengan minyak goreng dengan ventilasi dapur buruk bisa membuat bau minyak goreng menempel di baju. Minyak goreng adalah pelarut yang baik untuk aroma dari bawang bombai, kari, okra, ketumbar, lengkuas, dll.
Masalah terjadi ketika kita tidak memisahkan pakaian:
- untuk kerja
- untuk masak
- untuk santai di rumah
- untuk bergaul di rumah
Lalu pakaian yang dipakai masak makanan A hari ini dipakai lagi untuk masak makanan B hari kemudian. Efeknya adalah pakaian tersebut akan berbau campur aduk antara dua jenis masakan berbeda.
Kemudian pakaian tersebut dipakai juga untuk keluar rumah dan tercampur keringat kita. Ketika kita tidak memperhatikan masalah higienis tubuh (mandi, deodoran, dll), aroma pada pakaian akan makin campur aduk. Hasilnya adalah aroma tubuh yang anti sosial. Aroma pribadi yang tidak menghormati sesama atau manusia di sekitarnya.
Oleh karena itu, aku selalu menjaga aroma tubuh supaya tetap ramah.
- Aku memisahkan pakaian untuk masak, kerja, tidur, gaul
- Aku memakai deodoran
- Aku memisahkan parfum dan tidak mencampur-aduk pakaian-parfum
- Aku mandi terjadwal.
- Kalau lagi jarang mandi ketika musim dingin, aku menggunakan pakaian tebal dan jaket untuk menutupi aroma tubuh mencolok. Tapi aku selalu memakai deodoran jadinya aromaku tidak angkuh.
- Aku jarang menggoreng. Kalau menggoreng, berikan waktu selang satu atau dua hari untuk menetralisasi aroma rumah. Hal ini juga membuat aroma masakan tak menempel pada pakaian dalam rumah.
- Aku selalu menyikat gigi dengan pasta gigi. Siapa tahu aroma yang sombong dikeluarkan bukan hanya dari keringat melainkan dari napas. Jadi buatlah hawa mulut kita juga ramah.
Nürnberg, 24 Maret 2012
No comments:
Post a Comment